Powered by Blogger.

Search This Blog

Monday, June 16, 2014

Bagai Burung dihamparan Sawah Padi


Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah kepada setiap hamba-Nya. Bahkan seekor burung tidak akan dijadikan kelaparan dan merana. Di tengah hamparan sawah padi, seolah burung diberikan keleluasaan makanan. Tinggal pilih bijih padi mana yang akan menjadi makanannya. Tapi itu pun hanya seukuran paruh burung, dan maksimal seukuran daya tampung perut burung. Demikian Maha Adil Allah SWT, sehingga para petani pun masih diberikan panen berton-ton gabah sebagai hasil dari jerih payah yang telah diusahakannya beberapa bulan sebelumnya.
Namun hal lain pun terjadi jika petani sudah menganggapnya hama. Demikian banyaknya jumlah burung, akan membuat khawatir petani akan hasil panennya nanti, terlebih jika petani mengalami lilitan hutang pupuk yang belum terlunasi. Belum lagi ongkos sewa diesel untuk pengairannya. Hmmm, hei burung jangan kau makan semua padiku, demikian seolah – olah petani akan katakan pada burung. Karena burung tidak paham maksud petani, maka kearifan lokal pun tercipta. Ada patung pak tani. Ada kelebat kain atau plastik di hamparan sawah, bahkan suara kaleng yang disusun mengelilingi sawah. Namun itu pun tidak cukup. Dan akhirnya petani pun semakin suntuk, ternyata bukan hanya burung, tapi juga hama tikus dan wereng.
Yang dibutuhkan petani bukan retorika lagi. Tapi bagaimana biar bisa aman tanaman padinya. Doa-doa pun tak lupa diucapkan. Ya Allah, berikanlah kami rejeki yang dapat kami syukuri. Jadikan tanaman padi kami berbuah panen yang baik. Yang dapat mencukupi kebutuhan kami dan keluarga kami. Ya Allah, tolonglah kami, berilah jalan keluar yang terbaik untuk kami.
Petani adalah pekerja. Sama seperti karyawan kantoran atau buruh pabrik. Punya pengharapan akan penghidupan ini bagaimana agar mudah dijalani di tengah-tengah kebutuhan yang semakin meningkat grafiknya. Tapi petani adalah juga pengusaha. Sebagai seorang usahawan ia memiliki pengharapan agar esok hari lebih baik dari hari ini. Butuh perencanaan dan implementasi strategis agar tujuan dapat tercapai. Dan selebihnya petani adalah pengawas. Bukan hanya menyelesaikan masalahnya dengan hama dan hutang ongkos atau biaya pengolahan, tapi lebih dari itu dia harus teliti dan tanggap waskita akan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Karenanya tidak aneh jika petani selalu berdoa, Ya Allah cukupkanlah segala kebutuhan kami. Yang diminta cukup, bukan banyak melimpah tapi tak mencukupi. Sungguh kearifan yang tiada tara nilainya jika kita memang ingin menjadi hamba Allah yang berserah diri dengan cara sebaik-baiknya.

No comments:

Post a Comment

 

Followers

About

About

KPP Pratama Bojonegoro Jl Teuku Umar No 17 Bojonegoro