Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah
kepada setiap hamba-Nya. Bahkan seekor burung tidak akan dijadikan kelaparan
dan merana. Di tengah hamparan sawah padi, seolah burung diberikan keleluasaan
makanan. Tinggal pilih bijih padi mana yang akan menjadi makanannya. Tapi itu
pun hanya seukuran paruh burung, dan maksimal seukuran daya tampung perut
burung. Demikian Maha Adil Allah SWT, sehingga para petani pun masih diberikan
panen berton-ton gabah sebagai hasil dari jerih payah yang telah diusahakannya
beberapa bulan sebelumnya.
Namun hal lain pun terjadi
jika petani sudah menganggapnya hama. Demikian banyaknya jumlah burung, akan
membuat khawatir petani akan hasil panennya nanti, terlebih jika petani
mengalami lilitan hutang pupuk yang belum terlunasi. Belum lagi ongkos sewa
diesel untuk pengairannya. Hmmm, hei burung jangan kau makan semua padiku,
demikian seolah – olah petani akan katakan pada burung. Karena burung tidak
paham maksud petani, maka kearifan lokal pun tercipta. Ada patung pak tani. Ada
kelebat kain atau plastik di hamparan sawah, bahkan suara kaleng yang disusun
mengelilingi sawah. Namun itu pun tidak cukup. Dan akhirnya petani pun semakin
suntuk, ternyata bukan hanya burung, tapi juga hama tikus dan wereng.
Yang dibutuhkan petani
bukan retorika lagi. Tapi bagaimana biar bisa aman tanaman padinya. Doa-doa pun
tak lupa diucapkan. Ya Allah, berikanlah kami rejeki yang dapat kami syukuri.
Jadikan tanaman padi kami berbuah panen yang baik. Yang dapat mencukupi kebutuhan
kami dan keluarga kami. Ya Allah, tolonglah kami, berilah jalan keluar yang
terbaik untuk kami.
Petani adalah pekerja. Sama
seperti karyawan kantoran atau buruh pabrik. Punya pengharapan akan penghidupan
ini bagaimana agar mudah dijalani di tengah-tengah kebutuhan yang semakin
meningkat grafiknya. Tapi petani adalah juga pengusaha. Sebagai seorang
usahawan ia memiliki pengharapan agar esok hari lebih baik dari hari ini. Butuh
perencanaan dan implementasi strategis agar tujuan dapat tercapai. Dan selebihnya
petani adalah pengawas. Bukan hanya menyelesaikan masalahnya dengan hama dan
hutang ongkos atau biaya pengolahan, tapi lebih dari itu dia harus teliti dan
tanggap waskita akan hal-hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Karenanya tidak aneh jika
petani selalu berdoa, Ya Allah cukupkanlah segala kebutuhan kami. Yang diminta
cukup, bukan banyak melimpah tapi tak mencukupi. Sungguh kearifan yang tiada
tara nilainya jika kita memang ingin menjadi hamba Allah yang berserah diri
dengan cara sebaik-baiknya.
No comments:
Post a Comment