An-Nu’man bin Basyir berkata, “Saya mendengar Rasulullah
saw. Bersabda, “Yang halal itu jelas dan
yang haram itu jelas, dan di antara keduanya terdapat hal-hal musyabbihat
(dan dalam satu riwayat : perkara-perkara musytabihat / samar, tidak jelas
halal-haramnya), yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia. Barangsiapa yang menjaga hal-hal musyabbihat, maka ia
telah membersihkan kehormatan dan agamanya. Dan barangsiapa yang terjerumus
dalam syubhat, maka ia seperti penggembala di sekitar tanah larangan, hamper-hampir
ia terjerumus ke dalamnya. (Dalam satu riwayat disebutkan bahwa barangsiapa
yang meninggalkan apa yang samar atasnya dari dosa, maka terhadap yang sudah
jelas ia pasti lebih menjauhinya, dan barangsiapa yang berani melakukan dosa
yang masih diragukan, maka hampir-hampir ia terjerumus kepada dosa yang sudah
jelas). Ketahuilah bahwa setiap raja
mempunyai tanah larangan, dan ketahuilah sesungguhnya tanah larangan Allah
adalah hal-hal yang diharamkan-Nya (dan dalam satu riwayat :
kemaksiatan-kemaksiatan itu adalah tanah larangan Allah). Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada sekerat daging. Apabila daging itu
baik, maka seluruh tubuh itu baik, dan apabila sekerat daging itu rusak, maka
seluruh tubuh itu pun rusak. Ketahuilah, dia itu adalah hati.”
Demikian sepenggal kajian yang disampaikan oleh Gus Muh
di Masjid Al-Hidayah KPP Pratama Bojonegoro. Pembawaannya yang kalem, semakin menambah
makna di segenap hati para peserta pengajian. Kajian Kitab Al-Hikam itu rutin disampaikan
beliau untuk memotivasi agar hati nurani tetap dijaga supaya cahayanya tidak
padam atau remang-remang.
No comments:
Post a Comment