Zakat bukan bertujuan sekedar untuk memenuhi baitul maal dan menolong orang yang lemah dari kejatuhan yang semakin parah. Tapi tujuan utamanya adalah agar manusia lebih tinggi nilainya daripada harta, sehingga manusia menjadi tuannya harta bukan menjadikan budaknya. Dengan demikian kepentingan tujuan zakat terhadap si pemberi sama dengan kepentingannya terhadap si penerima.
Beberapa tujuan dan dampak zakat bagi si PEMBERI adalah :
1. Zakat
mensucikan jiwa dari sifat kikir.
Zakat yang dikeluarkan karena ketaatan pada
Allah akan mensucikannya jiwa dari segala kotoran dan dosa, dan terutama
kotornya sifat kikir. Penyakit kikir ini telah menjadi tabiat manusia, yang
juga diperingatkan Rasulullah SAW sebagai penyakit yang dapat merusak manusia
(HR Thabrani), dan penyakit yang dapat memutuskan tali persaudaraan (HR Abu
Daud dan Nasai). Sehingga alangkah berbahagianya orang yang bisa menghilangkan kekikiran.
"Barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah
orang-orang yang beruntung".
Zakat yang mensucikan dari sifat kikir
ditentukan oleh kemurahannya dan kegembiraan ketika mengeluarkan harta semata
karena Allah. Zakat yang mensucikan jiwa juga berfungsi membebaskan jiwa
manusia dari ketergantungan dan ketundukan terhadap harta benda dan dari
kecelakaan menyembah harta.
2. Zakat
mendidik berinfak dan memberi.
Berinfak dan memberi adalah suatu akhlaq yang
sangat dipuji dalam Al Qur'an, yang selalu dikaitkan dengan keimanan dan
ketaqwaan.
Orang yang terdidik untuk siap menginfakan
harta sebagai bukti kasih sayang kepada saudaranya dalam rangka kemaslahatan
ummat, tentunya akan sangat jauh sekali dari keinginan mengambil harta orang
lain dengan merampas dan mencuri (juga korupsi).
3. Berakhlaq
dengan Akhlaq Allah
Apabila manusia telah suci dari kikir dan
bakhil, dan sudah siap memberi dan berinfak, maka ia telah mendekatkan
akhlaqnya dengan Akhlaq Allah yang Maha PengasIh, Maha Penyayang dan Maha
Pemberi.
4. Zakat
merupakan manifestasi syukur atas Nikmat Allah.
5. Zakat
mengobati hati dari cinta dunia.
Tenggelam kepada kecintaan dunia dapat
memalingkan jiwa dari kecintaan kepada Allah dan ketakutan kepada akhirat.
Adalah suatu lingkaran yang tak berujung : Usaha mendapatkan harta ---->
mendapatkan kekuasaan ---> mendapatkan kelezatan ----> lebih berusaha
mendapatkan harta, dst. Syariat Islam memutuskan lingkaran tersebut dengan
mewajibkan zakat, sehingga terhalanglah nafsu dari lingkaran syetan itu. Bila
Allah mengaruniai harta dengan disertai ujian/fitnah, maka zakat melatih si
Muslim untuk menandingi fitnah harta dan fitnah dunia tersebut.
6. Zakat
mengembangkan kekayaan bathin
Pengamalan zakat mendorong manusia untuk
menghilangkan egoisme, menghilangkan kelemahan jiwanya, sebaliknya menimbulkan
jiwa besar dan menyuburkan perasaan optimisme.
7. Zakat
menarik rasa simpati/cinta
Zakat akan menimbulkan rasa cinta kasih
orang-orang yang lemah dan miskin kepada orang yang kaya. Zakat melunturkan
rasa iri dengki pada si miskin yang dapat mengancam si kaya dengan munculnya
rasa simpati dan doa ikhlas si miskin atas si kaya.
8. Zakat
mensucikan harta dari bercampurnya dengan hak orang lain (Tapi zakat tidak bisa
mensucikan harta yang diperoleh dengan jalan haram).
9. Zakat
mengembangkan dan memberkahkan harta.
Allah akan menggantinya dengan berlipat ganda.
Sehingga tidak ada rasa khawatir bahwa harta akan berkurang dengan zakat.
Adapun tujuan dan dampak zakat bagi si PENERIMA adalah :
1. Zakat
akan membebaskan si penerima dari kebutuhan, sehingga dapat merasa hidup
tentram dan dapat meningkatkan khusyu ibadat kepada Tuhannya.
Sesungguhnya Islam membenci kefakiran dan
menghendaki manusia meningkat dari memikirkan kebutuhan materi saja kepada
sesuatu yang lebih besar dan lebih pantas akan nilai-nilai kemanusiaan yang
mulia sebagai khalifah Allah di muka bumi.
2. Zakat
menghilangkan sifat dengki dan benci.
Sifat hasad dan dengki akan menghancurkan
keseimbangan pribadi, jasmani dan ruhaniah seseorang. Sifat ini akan melemahkan
bahkan memandulkan produktifitas. Islam tidak memerangi penyakit ini dengan
semata-mata nasihat dan petunjuk, akan tetapi mencoba mencabut akarnya dari
masyarakat melalui mekanisme zakat, dan menggantikannya dengan persaudaraan
yang saling memperhatikan satu sama lain.
No comments:
Post a Comment