Monday, September 29, 2014
Realita
Dalam suatu perkemahan, kakak mentor bercerita tentang jurit malam yang sedianya akan diikuti seluruh peserta camp. Rutenya menantang. Ibarat permaian stop bus atau seven up. Peserta semuanya membentuk lingkaran. Berhitung dimulai dari satu. Setiap angka 7 atau kelipatannya, harus diam atau melakukan ucapan/gerakan tertentu sesuai yang diperintahkan. Karenanya dibutuhkan konsentrasi dan kejelian. Tidak mudah menyerah.
Tapi gambar di atas bukan permainan, tapi realita. Menunggu bus. Di terminal kota Bojonegoro. Wajar. Penumpang lagi sepi. Para pengusaha transportasi harus memutar otak agar biaya tidak lebih besar daripada penerimaan.
Dan sekali lagi, akhirnya menjadi kenyataan. Menunggu bus di terminal. Asap knalpot solar, asap rokok dan keringat jadi satu. Belum lagi jika cuaca terik. Meski ber-AC, tetapi tetap bawaan selalu ditenteng. Mudah-mudahan tetap ditanamkan kesabaran. "Kepala" boleh berasap, tapi hati harus tetap dingin. Secara ilmiah, realita adalah kebenaran. Namun tidak selalu menjadi kebenaran absolut.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment